DuniaBinatang-Jalak (Ingg. starling) adalah nama sekelompok burung
pengicau dari suku Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang
(sekitar 20-25 cm), gagah, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki
panjang sebanding dengan tubuhnya. Bersuara ribut, dan berceloteh keras,
kadang-kadang meniru suara burung lainnya. Di alam, burung ini kebanyakan
bersarang di lubang-lubang pohon.
Burung jalak relatif mudah dijinakkan. Dalam kandang burung
ini sangat aktif bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung kicau
memelihara burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain.
Makanan
Memakan hampir seluruh jenis makanan. Diet utama di
penangkaran biasanya berupa voer, buah pisang, kroto, dan serangga kecil.
Jenis kelamin
Sangat sulit membedakan jalak jantan dan betina. Biasanya
dilakukan pemeriksaan daerah kloaka. Jalak jantan memiliki bagian kloaka
menonjol.
Jalak Suren
Jalak suren (Sturnus contra) atau jalak uren adalah spesies jalak yang
ditemukan di Anakbenua India dan Asia Tenggara. Burung-burung
ini biasa ditemukan dalam kelompok kecil di kaki lembah dan di dataran rendah.
Jalak suren acapkali dijumpai di kota atau perdesaan, meskipun
mereka tak seberani burung kerak ungu. Jalak suren memiliki beberapa
variasi bulu dalam populasinya, dan sampai saat ini sudah
teridentifikasi lima subspesiesnya.
DuniaBinatang-JalakSuren |
Jalak ini berukuran sedang, berwarna hitam dan putih. Adapun
perbedaan jantan dan betina terdapat pada panjang badan, kulit di sekeliling
mata, bulu, ekor, dan jari-jari kaki. Seperti burung pengicau lainnya,
jalak suren memiliki kaki berjenis anisodaktil di mana tiga jari
menghadap ke depan dan satu jari menghadap ke belakang. Ia memilih tempat
tinggal di dekat air, yakni di lubang pohon dan biasa mencari makan
di tanah.
Tak jarang burung ini turun ke air untuk mencari makan. Dalam sebuah sarang,
biasanya diisi empat sampai enam telur biru mengkilap yang polos.
Telur menetas setelah 14-15 hari. Mereka menghasilkan berbagai kicauan
dengan suara yang jernih. Inilah sebab burung ini banyak dicari pecinta burung.
Lain halnya dengan Sema Naga, sebuah suku Naga Besar di India. Mereka
percaya burung ini reinkarnasi manusia, sehingga mereka tidak mau memakan
burung ini. Namun, burung ini juga dijadikan perlambang burung jinak penjaga
rumah. Diketahui, jika ada orang yang datang ke rumah, ia akan berkicau dengan
nyaring dan bervariasi.
Agar burung ini tetap rajin berkicau, hendaknya burung
ini dipelihara bersama jalak hitam. IUCN memasukkan spesies ini termasuk LC (Risiko Rendah).
Sebenarnya, di Indonesia, pada tahun 70-an, burung ini masih dapat
ditemui di Pulau Jawa. Oleh karena penggunaan pestisida yang
berlebihan, maka spesies ini mulai berkurang. Untuk mencegah kelangkaan spesies,
maka burung ini sudah mulai ditangkarkan. Walaupun sudah ditangkarkan,
sebab lain kelangkaan ini adalah pengembangbiakan masih sulit dilakukan.
Deskripsi
Jalak suren berukuran sedang (24 cm), berwarna hitam
dan putih. Dahi, pipi, garis sayap, tunggir, dan perut berwarna
putih. Dada,tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam. Warna hitam
ini masih coklat pada burung remaja. Iris berwarna abu-abu, kulit tanpa
bulu di sekitar mata berwarna jingga, paruh merah dengan ujung berwarna putih,
kaki kuning. Jalak suren mempunyai sayap yang agak bulat, terbangnya tidaklah
cepat, melainkan dengan gerakan yang mirip dengan kupu-kupu. Bulu burung
jantan dan burung betina kelihatan sama. Baik burung jantan maupun betina
senang berkicau, dan mereka dapat meniru suara burung lain.
Burung jantan memiliki badan yang lurus dan lebih besar dari
pada burung betina. Bulu kepala dan punggung berwarna hitam
legam, serta ekornya sedikit lebih panjang dan menyatu. Warna merah pada kulit
di atas mata lebih cerah dan jelas. Pada bagian yang memiliki bulu warna
putih, di tubuh bagian bawah, kelihatan lebih bersih. Ekornya sedikit lebih
panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh.
Jambul kepalanya lebih panjang dan lebih melebar saat mengembang.
Sementara,
burung betina memiliki tubuh yang bulat dan pendek dengan warna hitam dan putih
yang agak suram, kurang lincah dan agresif seperti jantan. Paruh, jari kaki,
dan ekornya lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping. Warna
merah pada bagian mukanya lebih pucat dibanding burung jantan.
Ocehannya lebih cerewet dan bervariasi. Jalak suren mirip dengan jalak thailand. Walaupun
demikian, keduanya dapat dibedakan melalui bulu dan dagu jalak
thailand berwarna putih semuanya.
Taksonomi
Sebelumnya, spesies ini dimasukkan ke dalam genus Sturnus dan Sturnopastor,
namun hasil studi terbaru tidak mendukung penggolongan jalak suren ke dalam
genus Sturnus, sehingga spesies ini dikembalikan ke dalam genus yang lebih
tua, Gracupica. Ada yang mengatakan bahwa nama spesies "contra"
berasal dari nama dalam bahasa India, meskipun sampai sekarang hal ini
belum pernah ditelusuri kebenarannya.
DuniaBinatang-JalakSuren |
Subspesies contra (berdasarkan deskripsi spesies
yang diberikan oleh Linnaeus pada tahun 1758) sebagian besar ditemukan di
sepanjang dataran Gangga membentang ke arah selatan sampai ke Andhra
Pradesh dan ke arah timur hingga Bangladesh. Bisa pula ditemukan di
dataran Nepal, India utara, tengah, ke Hyderabad di
selatan, dan timur diAssam. Populasi di timur laut India (dari Sadiya
ke Tirap dan Bukit Naga, dan juga Assam utara diberi namasordida (aslinya Sturnus
contra sordidus) oleh Sidney Dillon Ripley pada tahun 1950.
Secara
fisik, subspesies tersebut memiliki perbedaan dengan anak jenis sebelumnya pada
pundak dan tengkuknya yang kurang bergaris. Populasi di Manipur ke
selatan menuju Myanmar dan ke timur menuju Yunnan mempunyai
warna putih di kepala yang membentang hingga ke atas mata dan karenanya
dinamakan superciliaris. Pengelompokan ini pertama kali dideskripsikan
oleh Edward Blyth pada tahun 1863. Subspesies di Thailand, Laos dan Kamboja (dekat Tenasserim?)
dimasukkan ke dalam subspesies floweri (Sharpe, 1897), sementara
subspesies jalla yang dideskripsi oleh Horsfield pada tahun 1821 ditemukan
di Sumatra, Jawa dan Bali.
Habitat dan distribusi
Jalak suren hidup terutama di dataran rendah, namun dapat
juga ditemukan di kaki perbukitan sampai 700 meter di atas permukaan laut.
Burung-burung ini terutama didapati di wilayah dekat perairan terbuka. Seperti
jenis jalak lainnya, burung ini memilih lubang pohon untuk
tempat tinggal. Jalak suren menyukai hutan sekunder terbuka yang
banyak ditumbuhi pohon yang tinggi dan gelagah. Di India, penyebaran utama
spesies ini berada di dataran Sungai Gangga, meluas ke selatan hingga Sungai
Krishna.
Penyebaran spesies ini kian hari kian meluas ke beberapa tempat
seperti Lahore (dari 1997), Rajkot dan Bombay (sejak 1953).
Penyebaran ini mungkin juga diakibatkan oleh banyaknya burung yang
diperdagangkan yang tidak sengaja terlepas dari sangkarnya. Penyebaran
burung-burung ini di India ke arah barat, terutama di daerah Rajasthan,
terbantu oleh perubahan polairigasi dan pertanian. Adapun spesies ini
dilaporkan oleh Alan O. Hume, bahwasanya berkembangbiak di Provinsi
Utara-Barat, Bengal, Rajpotana (tidak meluas ke wilayah barat atau ke Sindh),
dan India Tengah. Ia juga berkembangbiak di Indonesia. Jenis spesies
yang berada di Jawa dan Sumatera tidak berbeda dengan yang
ada di India dan Burma. Spesies ini juga telah menyebar sampai
ke Dubai, UEA, Pakistan, Taiwan dan Pulau Honshu.
Perilaku
Jalak ini biasanya ditemukan dalam kelompok kecil, ia
terutama mencari makan di atas tanah tapi bertengger di pohon atau
bangunan. Ia tidak takut pada binatang besar, misalkan sapi, dan sering
mencari makanan di tengah-tengah mereka. Burung dalam satu kelompok selalu
mengeluarkan bunyi panggilan bersahut-sahutan dengan bunyi yang beraneka ragam
seperti bunyi peluit, bunyi bergetar, bunyi mendengung, bunyi klik dan
kicauan. Burung muda yang diambil untuk dipelihara dapat dilatih untuk meniru
suara burung lain.
Jalak suren mencari makan terutama di ladang atau sawah,
padang rumput dan tanah terbuka untuk mencari biji-bijian, buah-buahan, serangga, telur serangga,
serangga yang kecil-kecil, kupu-kupu, cacing tanah, dan moluska yang
biasanya didapatkan dari tanah. Saat mencari makanpun, tak jarang burung ini
turun ke tanah dan mendekati sumber airdi tempat yang dangkal.
Seperti
jenis jalak yang lain, mereka sering mencongkel atau membuka tanah,
menusuk dengan menggunakan paruh untuk untuk mengeluarkan makanan
yang tersembunyi di balik tanah. Selain itu pula, jalak suren biasanya turun ke
air yang dangkal untuk mencari makanan. Mereka memiliki otot protraktor yang
kuat yang memungkinkan mereka menyibakkan bagian bawah rumput dan
matanya berada dalam posisi yang tepat sehingga mereka memiliki penglihatan
binokular untuk melihat celah di antara paruh.
Pada saat hendak tidur, burung-burung ini mengeluarkan suara
yang gaduh. Kebiasaannya hidupnya ini sering terlihat pada kelompok kecil dan
kadang berpasangan; jalak suren bisanya tidur malam dalam kelompok besar dan
saling melindungi.
Perkembangbiakan
Sarang terbuat dari gumpalan jerami terletak pada cabang
pohonbungur besar (Lagerstroemia speciosa). Musim kawin jalak suren di India berlangsung dari
bulan Maret sampai September. Namun di Jawa dan Bali,
perkembangbiakan umumnya terjadi antara Desember-Juni, meskipun beberapa
yang lain berbiak sepanjang tahun. Sedangkan bulan Juli-Desember merupakan masa
penurunan perkawinan. Pada musim berbiak, jumlah burung yang mengelompok akan
menurun, karena mereka saling mencari pasangan. Untuk memikat pasangannya,
burung ini akan mengeluarkan suara panggilan, menepuk-nepukkan bulu serta
menggoyang-goyangkankepala.
DuniaBinatang-JalakSuren |
Jalak suren membuat sarangnya dari gumpalan jerami lepas,
yang dibentuk menjadi kubah dengan sebuah pintu masuk pada sisi samping yang
diletakkan pada pohon besar (sering di pohon beringin, mangga, nangka, sonokembang,
dan pohon aren atau kadang pada struktur buatan manusia, acapkali dekat
dengan permukiman manusia.
Di alam liar, jalak suren dilaporkan tinggal pada
sarang yang berukuran besar, dengan panjang 2 kaki dan diameter 18 inci.
Pada bagian tengahnya, ada tempat mirip rongga dengan kedalaman 9 inci dan
diameter 3 1/2 inci. Namun menurut penuturan W. Blewitt, sarangnya terletak
pada ketinggian 10-15 kaki dari tanah. F.R. Blewittmenuturkan
berdasarkan pengalamannya di Delhi, bahwasanya jalak suren berkembangbiak
pada bulan Juni-Agustus. Di Jawa, sarang jalak suren sering dibuat di ketiak
pelepah palem atau di rumpun tumbuhan epifit.
Beberapa pasangan akan berkembang biak di tempat yang sama.
Sebuah sarang biasanya diisi empat sampai enam telur biru mengkilap. Telurnya
berbentuk cukup bulat dan memanjang. Ujungnya melancip. J.R. Cripps dalam buku Alan
O. Hume (1889) mengatakan bahwasanya sarang burung jalak suren diisi 4-6
butir telur. Antara keluarnya satu telur dengan lainnya biasanya diantarai
satu hari, dan proses pengeraman dimulai hanya setelah telur ketiga atau keempat
ditelurkan.
Telur menetas setelah 14-15 hari. Anak-anak jalak suren tinggal
dalam sarang selama 2 minggu, ditunggui oleh induk betinanya pada saat malam
hari. Kedua induk memberi makan anak-anaknya sampai mereka sanggup terbang dan
meninggalkan sarang setelah tiga minggu. Dalam satu musim, dapat
dibesarkan lebih dari satu perindukan burung.
Pernah dilaporkan, sebuah contoh pemberian makan
interspesifik yang terjadi antara seekor kerak ungu yang memberi
makan jalak suren muda.
Parasit dan pemangsa
Jalak suren lebih banyak diganggu parasit kecil, dan tidak
pernah diganggu oleh permasalahan parasit indukan. Parasit-parasit
tersebut adalah nematoda Diplotriaena sturnupastoriiyang mengganggu
jalak suren. Selain itu pula, ada parasit kecil Eimeria anili yang
mengganggu hewan ini. Eimeria anili dideskribsikan oleh Haldar et.al.
Menurut S. Begum (2011), burung jalak suren adalah burung yang selamat dari
menerima telur burung Cuculidae. Sehingga, ia mengatakan burung ini tidak
pernah mengalami sejarah interaksi dengan Cuculidae yang menyebabkan parasit
indukan.
Greg Bockheim dan Susan Congdon (2001) menuturkan dalam buku
mereka bahwasanya Sturnidae (termasuk juga jalak suren) apabila ada
predator mendatangi mereka, maka mereka akan berteriak dengan suara omelan dan
suara-suara yang serak untuk mengusir mereka. Predator yang berpotensial adalah
binatang pengerat, kucing, dan ular. Beberapa jenis sturnidae
mengejar dan mengikuti predator tersebut hingga mereka keluar dari sarang si
burung. Sehingga, apabila ada kasus seperti ini, hendaknya pemilik sarang jalak
hendaknya menangkap dan mengeluarkan predator tersebut.
Dalam kebudayaan
Jalak suren cenderung dianggap menguntungkan oleh petani sebab
burung ini memangsa serangga yang dapat merusak panen. Kemampuan jalak ini
untuk meniru suara manusia membuat mereka populer sebagai burung
peliharaan. Banyak pecinta burung yang membeli burung jalak suren dengan harga
cukup tinggi. Namun, burung ini juga dijadikan perlambang burung jinak penjaga
rumah. Ini mungkin karena burung ini sangat peka walaupun hal ini belum dapat
dibuktikan secara ilmiah.
Diketahui, jika ada orang yang datang ke rumah, ia
akan berkicau dengan nyaring dan bervariasi. Adapun, memelihara jalak
hitam dalam satu kandang dapat menjadikan jalak suren tetap rajin
berkicau. Burung ini juga dapat dijadikan pemaster burung lain. Dalam kebudayaan Sema Naga, salah satu suku Naga Besar
di India, mereka mempercayai bahwa burung jalak suren merupakanreinkarnasi manusia.
Sehingga mereka tidak mau memakan burung ini.
Status dan konservasi
Populasinya di alam liar tidak diketahui dengan pasti tetapi
yang pasti burung ini oleh Daftar Merah IUCN dikategorikan dalam
status konservasi “Least Concern” atau “Beresiko Rendah”. Dahulu di Pulau
Jawa, pada tahun 1970-an, ia banyak dijumpai di seluruh Pulau Jawa, namun
saat sudah tidak dapat kita jumpai lagi kehidupan jalak suren dialam bebas. Keberadaannya
di Indonesia mulai berkurang, dikarenakan polusi dan
eksploitasi.
Tapi sayangnya pemerintah Indonesia belum melindunginya. Sebab
lain kelangkaan spesies ini adalah penggunaan pestisida dalam
pemberantasan hama. Namun, sebagai akibat kelangkaaan spesies ini, jenis
spesies lain, yakni jalak hitam lebih murah harganya daripada jalak
suren.
Kelangkaan juga terjadi di delta Sungai Gangga, Bangladesh.
Menurut M.S. Islam (2001), diketahui pada tahun itu, populasi jalak
suren berkurang. Ia mewawancarai warga sekitar dan diperoleh keterangan bahwa
beberapa tahun sebelumnya, jalak suren masih banyak ditemukan di sekitar.
Kini, di Indonesia jalak suren sudah mulai ditangkarkan.
Ini dilakukan untuk mengimbangi jumlahnya yang mulai berkurang di alam liar.
Walaupun tidak banyak, jalak suren hasil penangkaran lokal sudah mulai mengisi
kekosongan pasar jenis tertentu. Walaupun burung ini sudah mulai
ditangkarkan, kesulitan lainnya adalah pengembang biakannya masih sulit
dilakukan. Namun, secara umum di seluruh dunia polulasi jalak suren justru
dilaporkan meningkat.
Sumber:Wikipedia
Title : Burung Jalak Suren
Description : DuniaBinatang- Jalak (Ingg. starling) adalah nama sekelompok burung pengicau dari suku Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sek...
Description : DuniaBinatang- Jalak (Ingg. starling) adalah nama sekelompok burung pengicau dari suku Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sek...
0 Response to "Burung Jalak Suren"
Post a Comment